Sumber kreatif bisa berasal dari mana saja, termasuk mendengarkan lagu atau hanya sebatas instrumen musik yang tak sengaja terdengar. Bahkan beberapa orang menjadi sangat kreatif ketika dia hanya melihat keadaan yang ada. Memang seperti itu bentuk atau alurnya, kadang kita harus bisa menuangkan apa yang ada di pikiran terlebih dahulu untuk bisa menulis lanjutan dari mimpi atau apapun itu dalam hidup kita, yang kemudian bisa berimbas menjadi bentuk atau tulisan yang kretaif dan bisa di tulisa dalam note atau apapun itu.
Maka mungkin bisa di coba agar kita bisa menjadi kreatif atau bisa menuangkan semua perasaaan dan membuat cerita. Namun yang masih aku bingung adalah aku tidak tahu bagaimana framework yang harus aku pakai ketika aku menulis. Seperti ketika aku menulis tulisan ini, aku menuliskannya tanpa berpikir panjang, hanya apa yang terlintas saja aku ketik dengan cepat sehingga sepertinya tidak ada framework sama sekali dalam tulisan ini atau mungkin bahwkan tidak ada makna sama sekali dalam tulisan yang aku tulis ini.
Mungkin pada line ini aku akan mencoba menggunakan framework yang sudah dibuatkan oleh chatPGT sebagai guruku dalam menulis.
Pertama, adalah Pembuka. Pembuka bisa di isi dengan setting, tempat, lokasi, keadaan atau suasana yang sedang terjadi saat itu, atau sebelum kejadian kompleksnya terjadi. Misal ketika aku menulis tulisan ini. Settingnya adalah seperti pada contoh berikut :
Setelha sepulah dari jalan-jalan menemani seorang teman, aku memutuskan untuk pulang, makan dan notno konser JKT48 di youtube. Temanku saat itu sedang mandi. Aku menyetel youtube JKT48 konser. Ketika itu lagu yang sedang diputar adalan lagu hikokigumo, atau jejak awan pesawat. Bisa di bilang aku suka lagu ini karena musiknya yang bisa dibilang tipeku. Ketika mendengarkan lagu itu, aku tetiba terpikir, daripada hanya mendengarkannya saja, mending disambi nulis perasaan atau tulisan apapun yang penting bisa sedikit produktif untuk mengisi web ini.
Pada tulisan di atas adalah contoh setting utama tentang bagaimana wal mula tulisa nini dibuat. Kemudian setelha pembukaan atau pengenalan karakter, bisa dilanjut kedalam konflik, seperti pada contoh dibawah :
Ketika aku sedang mengetik sembari mendengarkan lagu Hikokigumo, temanku kelaur dari kamar mandi dan ternyata dia ingin sholat isya, sehingga mau bagaimanapun aku harus menghormati dia dalam sholatnya dan mematikkan musik yang sedang aku setel. Aku merasa tidak enak jika terus menyetel meskipun aku punya hal untuk terus menyetel dan kekhusuan itu kembali pada diri masing-masing bukan tentang ada siapa atau mendengar apa ketika sedang sholat.
Pada contoh diatas adalah contoh bagaimana konflik dimulai. Konflik itu dimulai ketika temannya keluar kamar mandi dan sholat sehingga menimbulkan konflik batin ketika dia dipaksa oleh rasa ketidak enakannya mematikan musik yang sedang dia setel.
Setelah konflik diatas, maka bisa di lanjut dengan pengembangan konflik. Menceritakan tentang detail pengalaman, pikiran tau reaksi dari karakter. misal nya :
Perasaan tidak enak ini seringkali muncul pada semua orang yang tidak enakan. Kadang mereka palah terlalu merasa tidak enak sampe-sampe dirinya sendiri mengesampingkan perasaannya sendiri. Rasa tidak enakan ini merugikan banyak orang, khususnya diriku, makanya seharusnya aku harus lebih berani selama itu memang adalah hakku sendiri. Tapi entah kenapa, rasa tidak enak itu muncul semakin besar. Rasa tidak ingin mengecewakan orang lain, dan khawatir jika saja orang itu menjadi marah pada diri kita ataupalah meninggalkan kita jika kita tidak menuruti rasa tidak enak ini.
Misalnya seperti diatas, pengembangan konflik batin diatas menunjukan bahwa si pelaku itu berusaha melawan, namun tidak bisa dan palah merasa semakin tertekan karena ketakutan-ketakutan yang dia miliki dan kekhawatiran yang ada didalam hatinya sendiri.
Untuk selanjutnya bisa ditutup dengan solusi. Yaitu solusi dari konflik yang sebelumnya sudah ada yang membuat si pelaku bisa sembuh dan berdamai dengan keadaannya itu. misal :
Perasaan takut dan khawatir itu terus tumbuh pada diriku, dan membuatku semakin tunduk pada ketidak enakan itu. Entah sampai kapan harus seperti ini. Namun aku teringat pada mimpi dan keinginanku agar bisa berkembang. seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, selama itu hak kita, maka tidak papa untuk merasa biasa saja dan tidak merasa sungkan pada sesuatu. Namun untuk kali ini, karena urusannya sholat, maka harus bisa menempatkan diri karena penghormatan pada tuhan, bukan karena tidak enak pada manusianya. maka yasudah, mematikan musik ketika orang solat itu adalah hal yang sangat terhormat darimaan membiarkannya terus menyala karena itu sama saja tidak menghormati Tuha. Jadi intinya bukan manusianya, tapi karena Tuhanlah kita melakukan sesuatu.
Dengan contoh penyelesaian konflik diatas maka bisa diakhiri bagaimana pada akhirnya si karakter selesai dengan dirinya sendiri karena kesadaran yang dia milik sehingga tidak merasa tertekan lagi.