Kenapa Khawatir?

Keyakinan kita pada Allah dan pemahaman kita terhadap sifat-sifatnya akan menghantarkan kita pada ketenangan dalam hidup. Ibarat seorang karyawan atau bawahan yang sudah tahu bagaimana sifat atasannya, dia akan merasa tenang dan tahu bagaimana dan apa yang perlu dilakukan untuk bisa membuat atasannya senang, dan tentu saja dia akan merasa tenang jika mengetahui bahwa atasannya akan selalu mendukung dia, memberikan kebutuhannya, dan memenuhi apa yang dia inginkan.

Hidupnya di kerjaan tidak akan merasa khawatir akan ketidak mampuannya dalam bekerja, karena tahu bahwa atasannya akan dengan murah hati mengajarinya. Dia tidak akan merasa khawatir dan takut jika saja besok uangnya habis, karena tahu bahwa atasannya jika dimintai pinjaman pasti dengan sangat murah hati akan memberinya.

Dia tidak akan khawatir dalam kerjaannya jika saja ada kesalahan yang dia lakukan, atau masalah pada kerjaannya, atau khawatir akhir bulan tidak akan menerima gaji, dia tidak akan khawatir dan takut akan semua hal itu karena dia tahu, bahwa atasannya itu sangat baik padanya, akan memenuhi apa yang dia inginkan dan akan memberikan apa yang dia butuhkan selama dia bekerja disana dengan baik.

Jika hal diatas itu mungkin terjadi pada seorang karyawan pada bosnya, yang membuat hidupnya tenang dan bisa mengatasi rasa khawatir karena pengetahuan dan rasa percayanya yang tinggi pada atasannya bahwa dia akan membantu dan mensupport apapun yang dibutuhkan si karyawan dalam hidupnya, Seharusya seperti itu juga hal yang kita rasakan ketika kita benar beriman pada Allah.

Ketika manusia saja bisa membuat aku, atau kamu merasa tenang dalam hidup, seharusnya seperti itu pula kita pada Allah dengan pengetahuan pada sifat-sifatnya yang Maha.

Allah itu lebih dari manusia dan tidak ada yang bisa menandingi semua sifat-sifatNya. Ketika kasih sayang seorang ibu yang senantiasa menyayangi, memaafkan, memberi dan selalu menginginkan anaknya dalam keadaan baik, meski anaknya itu begundal atau bahkan lebih parah dari itu, maka sungguh Allah itu kasih sayangnya, pemaafnya, sifat memberinya, dan keinginannya agar manusia dalam keadaan baik itu lebih lebih jauh dari seorang ibu pada anaknya meski anaknya begundal.

Maka dengan pengetahuan itu, seharusnya manusia sadar dan mengerti tentang betapa sesungguhnya Allah itu menyayangi kita hambanya. Allah selalu menginginkan kebaikan untuk kita, memberikan kita ujian agar kita tumbuh, dan menuntun kita dengan takdirnya menuju hal yang kita inginkan dalam hidup, dan kuncinya satu, lakuin perintahNya.

Seperti apa yang Allah wahyukan pada Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa salam melalui malaikat jibril yang kemudian tertera dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 186 :

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ۝١٨٦

wa idzâ sa’alaka ‘ibâdî ‘annî fa innî qarîb, ujîbu da‘watad-dâ‘i idzâ da‘âni falyastajîbû lî walyu’minû bî la‘allahum yarsyudûn

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Ketika Allah berfirman, maka sungguh firmanNya itu adalah benar. Dan itu pasti terwujud dan ditepati.

Maka dengan kesadaran akan hal ini, dan penghayatan dengan yakin akan betapa pemurahnya Allah, dan betapa baiknya Allah pada kita, seharusnya bisa membuat kita menyembuhkan rasa khawatir dalam hidup tentang apapun. Jodoh, duit, makan, liburan, teman, pekerjaan, masalah, masa depan atau lainnya, seharusnya kita bisa mengatasi semua kekhawatiran dan ketakutan akan hal itu. Membuat kita semakin berani dan bermimpi besar tentang banyak hal, membuat kita menjadi tidak terbatas akan apapun yang kita inginkan seperti kuliah diluar negeri, jalan-jalan keliling dunia, atau berangkatin umrah orang satu kampung, Karena apa?, karena ada Allah yang maha segalanya, maha memberi, sayang sama kita, dan akan senantiasa ada, bersama, membela, dan di pihak kita.

Satu-satunya hal yang membuat kita gagal untuk bisa merasakan ketenangan dan penjagaan Allah adalah kita kurang yakin.

Seringnya, kita hanya berkata bahwa “Aku yakin kok sama Allah”, Tapi sayangnya keyakinan itu tidak benar-benar menghujam kedalam hati, karena tidak dibarengi pengetahuan tentang sifat-sifatNya. Sehingga keyakinan itu hanya menjadi ucapan kosong belaka tanpa ber efek apapun pada hati kita.

Kita berucap kita yakin pada Allah, namun kita khawatir setelah nikah nanti bagaimana, khawatir nafkahinnya bagaimana, atau takut dan khawatir pada masa depan atau apapun yang akan kita lakukan. Padahal, apapaun yang akan terjadi pada kita nanti, semuanya itu dalam penglihatan Allah, dan dalam penjagaan Allah. Baik atau buruk yang terjadi pada diri kita menurut kita, itu sebenarnya hanyalah perpindahan dari takdir Allah ke takdir Allah yang lainnya. Dalam keadaan apapun kita, itu sama, kita dalam takdir Allah, dalam pengaturan Allah, dan dalam naungan Allah, sedangkan kita semua sudah tahu bahwa Allah itu ada di pihak kita, dengerin kita, dan ngabulin doa kita, jadi bagaimana bisa kita takut dan kahwatir?, seharusnya kita tetap merasa tenang dan merasa aman karena “Ya semua ini dalam pengaturan Allah sebaik-baiknya pengatur, mau apapun yang terjadi selama itu pengaturan Allah yang semua akan baik-baik saja” (Selama kita gak bikin Allah marah sama kita, Allah ada di pihak kita).

Dengan keyakinan dan pengetahuan diatas, tentu seharusnya kita bisa lebih yakin dan lebih tenang dalam menjalani hidup, apapaun yang terjadi.

Aku jadi teringat pada Nabi Muhammad setelah mendapat perundungan dari kaum kafir Quraisy di Mekkah pasca wafatnya Khadijah r.a, beliau pergi ke Thaif sendirian untuk mendapat dukungan seraya dalam misi dakwah, namun disana palah di usir dan di lempari batu oleh orang-orang kota Thaif. Sehingga Rosulullulloh pun merasa sedih karena di kaumnya sendiri beliau dirundung, dan di Thaif juga di usir. lalu beliau bedoa :

“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maharahim, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku(orang-0rang Thaif) atau kepada musuh yang akan menguasai diriku(kaum kafir Quraisy)? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli, sebab sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan karena itu yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat dari kemurkaan-Mu dan yang akan Engkau timpakan kepadaku. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu.”

Pada do’a diatas Rosululloh menyatakan, Beliau tidak peduli pada apapun yang menimpa pada dirinya. Keburukan kah, atau kemalangan kah, asalkan Allah tidak murka padanya. Karena tentu pasti Rosululloh punya pengetahuan lebih dibanding kita tentang Allah, yang mungkin salah satunya adalah pengetahuan bahwa semua yang terjadi itu baik karena memang semuanya adalah takdir Allah, dan tentu ada maksud kenapa Allah menakdirkan itu pada kita yang tentu tujuannya adalah kebaikan untuk kita. Selama itu bukan murka Allah, maka semuanya pasti akan baik-baik saja. Karena ya memang itu, Ada Allah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top