Kamu Menjelma

Tiba-tiba kamu menjelma menjadi angan yang terus terbayang di kepala,
Merona bak matahari yang bersinar, namun sangat teduh dengan gumpalan awan manis di pipimu yang menyelimuti,
Teduhnya membawa detak jantungku selembut ketika kepalaku kusandarkan di pangkuan Ibu,
Aromanya seperti ketika si Majnun Qais tak sengaja berpapasan dengan Layla kemudian membuatnya mengendus dan benar-benar jatuh cinta.

Lesung yang lembut itupun menjadi momok tersendiri bagiku,
Dia terus membuatku tergila-gila hingga waktuku habis untuk melelah hidupmu,
hahahaha, kau tahu? sepertinya aku mulai gila karenamu,
Hingga senyumku kadang terlempar tanpa sadar, karena diam-diam kau berhasil membuatnya mekar.

Ah!, apa boleh se-tergila-gila seperti ini Tuhan?
Apa boleh aku menjelma si majnun Qais dan menjadikannya Layla yang mempesona?
Tapi apakah tidak apa Tuhan? menduakanmu seperti kisah mereka,
Karena nyatanya, sesuatu yang berlebihan bisa membuatMu cemburu, dan berakhir dengan tidak menyatukannya?

Ah! sudah kuputuskan, bahwa aku akan tetap menatapimu saja dari kejauhan,
Diam-diam mengirimkanmu salam melalui dedoa yang rahasia,
Menjadikannya tak ter-jejak oleh manusia,
Membuat Tuhan tertawa karena cerita lucu seorang hamba yang berusaha patuh padaNya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top