Ketika Introvert Melawan Qodrat

Seperti sebelumnya, ketika selesai jam kerja dan isyaan, aku langsung bertata-tata dan melaju ke tempat latihan. Jadwal kali ini adalah Boxing, dan malam ini memasuki minggu ke-empat aku bergabung ke club bela diri. Dengan sedikit memperlampat perjalanan menuju tempat latihan, aku merasa bimbang, apakah akan terlambat, atau terlalu cepat seperti minggu kemarin. Akan terasa sangat tidak nyaman jika harus bengong sendirian menunggu sesi sebelumnya selesai.

Aku bergabung di club bela diri ini awal Oktober lalu sendirian. Termotivasi oleh Ayanokoji Kiyotaka, yang tak dianggap namun diam-diam sangat jenius dan berbahaya. Meski aku sudah bergabung lebih dari 3 minggu, sifat introvertku tidak hilang sama sekali, dia selalu terbawa kemanapun aku pergi. Hingga kadang menumbuhkan rasa khawatir yang besar ketika menyadari bahwa sebentar lagi aku harus bertemu banyak orang. Tentu saja dadaku berdetak kencang seperti orang yang sedang jatuh cinta, namun bermodalkan keberanian yang setitik ini, aku sengaja mencemplungkan diri ke tempat itu. “Aku introvert yang melawan qodrat”, agar setidaknya aku bisa berkembang meski sedikit.

Latihan pun dimulai. Alurnya sebelum benar-benar belajar bela diri, biasanya di awali dengan jogging memutari area latihan, kemudian dilanjut stretching, fisik, dan terakhir baru one on one training.

Setelah beberapa kali datang untuk latihan, rasa kikuk tidak pernah benar-benar hilang. Dia selalu hadir. Tapii, aku merasa ada yang berbeda setiap latihan dimulai. Kesadaranku benar-benar hanya terfokus pada latihan. Apalagi ketika sesi latihan fisik, melakukan shadow boxing dengan barbel di tangan, melakukan set angkat beban selama 2 menit dengan beban 5 dan 10 kg, Aku merasa lebih hidup, lebih bisa merasakan diriku sendiri, nafas yang berhembus, aliran darah yang mengalir, dan itu semua membuatku tidak peduli sama sekali dengan sekitar, hanya fokus pada diri sendiri. Andai saja keadaan fokusku bisa sekuat ini setiap saat, mungkin aku bisa benar-benar menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, atau menyelesaikan buku Komentar Munqid Min Ad-dhalal dalam sehari.

Setelah latihan fisik selesai, dilanjut dengan one on one training. Karena aku baru tiga minggu memasuki empat minggu disini, masih belum banyak gerakan yang aku tahu. Hanya gerakan basic Boxing saja seperti Jab, Cross, Hook & Upper Cut , lainnya masih belum tahu. Sedangkan yang lain, mereka terihat sudah sangat jago. Bahkan dalam kelas Boxing mereka bisa melakukan gerakan Muay Thai seperti Elbow, Knee, & Kick. Dari segi umur latihan pun rasanya sangat berbeda. Seperti seorang yang aku coba tanya, dia bilang sudah latihan disini selama satu tahun. Beuh, merasa sangat sangat ketinggalan diri ini.

Aku rasa setiap orang dalam belajar atau berporses apapun pasti pernah mengalami perasaan seperti itu. Merasa tertinggal dan membuatnya menjadi merasa rendah dan lemah. Aku sudah pernah merasakan perasaan ini berulang kali. Hingga membuatku merasa sangat takut saat awal aku menyaradari aku merasakan perasaan itu 3 tahun lalu. Hingga akhirnya seiring berjalannya waktu aku sadar, bahwa bukan tentang siapa yang hebat, atau siapa yang lebih lama. Namun tentang “Ini adalah proses belajarku”, jadi tidak perlu dibandingkan dengan orang lain, karena setiap orang prosesnya berbeda dan memiliki jalannya masing-masing.

Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan meruntuhkan rasa percaya diri yang ada dalam hati. Yang harus kita lakukan adalah sadar bahwa ini adalah proses belajar. Apapun yang terjadi, ya namanya juga belajar. Seperti salah satu lirik pada lagu Pesawat Kertas 365 hari milik JKT48 :

Hidup bagaikan pesawat kertas terbang dan pergi membawa impian
Sekuat tenaga dengan hembusan angin terus melaju terbang
Jangan bandingkan jarak terbangnya tapi bagaimana dan apa yang dilalui
Karena itulah satu hal yang penting selalu sesuai kata hati”

Bukan tentang jarak terbangnya, tapi tentang bagaimana prosesnya dan apa yang sudah dilalui olehnya, karena setiap pesawat kertas memiliki kisah perjalanan yang berbeda-beda untuk akhirnya bisa sampai di titik ini.

Dan akhirnya, aku selalu bisa untuk mengalihkan pikiran membandingkan itu menjadi kesadaran bahwa setiap orang memiliki proses dan perjalanannya masing-masing. Jadi tidak penting orang lain sudah seperti apa, yang penting adalah diri ini sudah berusaha semaksimal apa untuk bisa menjadi versi terbaik diri sendiri.

Akhirnya latihan selesai. Meskipun ini kelas boxing, ternyata aku diajari teknik baru yang seharusnya di ajarkan di kelas Muay Thai, yaitu Elbow, Knee & Kick. Aku bersyukur Allah memberikan kesempatan ini padaku. Kesempatan waktu, keadaan, biaya, kelapangan, kesadaran dan paling penting iman serta kesadaran sehingga aku bisa mengucapkan sukur atas apa yang telah Dia karuniakan padaku.

Hari ini selesai. Aku ingin beranjak tidur dan meng-istirahatkan tubuh letih yang entah kenapa tangan kanannya sedikit bergetar sendiri ini setelah latihan tadi. Yah, semoga besok bisa sembuh dan baik lagi.

Btw tahu gak?, aku gak tahu lho ada yang baca atau gak tulisan ini. Jadi kubuat button like dibawah, boleh tuh di klik biar aku jadi tahu :D.

*mungkin bersambung….

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top